Senin, 30 Mei 2011

Dolar Jatuh, Bursa Dan Komoditas Kembali Melambung

Dolar Jatuh, Bursa Dan Komoditas Kembali Melambung




REUTERS/Stringer
TEMPO Interaktif, New York — Pada perdagangan Rabu kemarin waktu setempat dolar Amerika Serikat (AS) kembali tergelincir karena para pelaku pasar memprediksikan bahwa The Fed akan segera mengucurkan stimulus untuk mendorong pertumbuhan. Alhasil, harga saham dan komoditas kembali pulih setelah jatuh cukup dalam akibat Bank sentral Cina (BPoC) yang secara tiba – tiba menaikkan suku bunganya untuk pertama kalinya sejak 2007 lalu.

Medley Global Advisor menggambarkan rencana The Fed kepada Reuters sebagai berikut, dolar cenderung melemah terhadap mata uang rival utamanya setelah adanya pembicaraan The Fed berencana menghabiskan dana senilai US$ 500 miliar untuk pembelian obligasi dalam enam bulan kedepan, dengan komitmen hingga 18 bulan kedepan.

Prospek penguatan dolar AS kembali tertahan setelah bursa saham kembali reli. Dan hal ini juga karena masuknya dana investor ke aset - aset yang berimbal hasil tinggi di pasar berkembang. “Dolar AS akan cenderung melemah hingga sidang The Fed 3 November mendatang sambil menunggu kejelasan,” kata Amelia Bourdeau, ahli strategi valas senior dari UBS di Stamford, Connecticut. “Beberapa mata uang Selasa lalu sempat terdepresiasi terhadap dolar, namun kemarin investor kembali memasang posisi beli lagi membuat green back kembali terpuruk,” imbuhnya.

Langkah Cina menaikkan suku bunga 25 basis poin memicu kekhawatiran dikalangan investor karena bertepatan dengan meningkatnya ketegangan mengenai kebijakan mata uang global sebelum pertemuan negara – negara yang tergabung dalam kelompok G20 akhir pekan ini.

Indeks Dow Jones Industri semalam ditutup naik 129,35 poin (1,18 persen) menjadi 11.107,97. Indeks S&P 500 juga menguat 12,27 poin (1,05 persen) ke 1.178,17, serta indeks saham teknologi Nasdaq juga terapresiasi 20,44 poin (0,84 persen) menjadi 2.457,39.

Investor mulai melupakan berita bahwa Bank of America dan bank – bank lainnya yang mungkin akan dipaksa untuk membeli kembali hipotek dengan nilai miliaran dolar yang seharusnya tidak dibundel menjadi obligasi.

Saham – saham komoditas kembali naik dimana saham Freport –McMoran Copper & Gold naik 2,8 persen menjadi US$ 95,35. Harga komoditas kembali menguat setelah dolar AS kembali melemah kelevel terendahnya dalam 15 tahun terakhir terhadap yen Jepang.

Saham Boeing Co menjadi pendorong terbesar Dow Jones setelah harganya naik 3,3 persen menjadi US$ 71,36 karena laba kwartal tiga 2010 ini melebihi ekspektasi para analis Wall Street.

Para pelaku pasar kembali melepas dolar AS setelah laporan dari Medley menyarankan bank sentral AS untuk meningkatkan pertumbuhan dengan lebih banyak mengguyur likuiditas ke perekonomian yang mungkin akan dimulai bulan depan. Meskipun belum ada kepastian berapa banyak dana yang akan dibutuhkan.

Indeks dolar AS terhadap mata uang utama dunia turun 1,32 persen menjadi 77,151 karena terjadinya aksi jual dolar semalam. Euro menguat 1,57 persen menjadi US$ 1,3948, dan yen juga menguat 0,51 persen menjadi 81,14 per dolar AS, setelah emncapai level terkuatnya di 81 per dolar AS.

Dalam laporan Medley, salah satu pejabat The Fed mengatakan pembelian obgliasi senilai US$ 100 miliar per bulan mungkin cocok, sehingga memberikan insentif bagi para pelaku pasar untuk mendorong dolar AS terus jatuh.

Harga obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun turun dan mendorong imbalnya naik menjadi 2,48 persen dan untuk tenor 2 tahun imbal hasilnya juga naik menjadi 0,356 persen.

Sementara itu dipasar energi, harga minyak mentah untuk pengiriman bulan November naik US$ 2,28 (2,87 persn) menjadi US$ 81 77 per barel. Harga emas dipasar spot juga naik US$ 9 (0,7 persen) menjadi US$ 1,345,9 per troy ounce.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar