Senin, 30 Mei 2011

Turis Gandrungi Indonesia Karena Makanan Enak

Turis Gandrungi Indonesia Karena Makanan Enak

Turis Jerman tiba di Surabaya (Syarif Abdullah | Surabaya Post)
BERITA TERKAIT
VIVAnews - Visa dan Pacific Asia Travel Association (PATA) Asia Pasifik Survey bekerja sama dengan Nielsen dalam surveinya mencatat, pada Mei 2010 beragam pilihan makanan lezat menjadi alasan utama wisatawan asing kembali melakukan kunjungan ke Indonesia sebanyak 59 persen.

Survey ke-5 Visa dan PATA ini dilakukan pada 6.714 responden berumur di atas 18 tahun dari 13 wilayah pasar wisatawan asing Asia Pacifik (Australia, China Taipei, Hongkong, India, Jepang, RRC, Malaysia, Selandia Baru, Korea Selatan, Thailand, Inggris dan Amerika), pengguna Internet, dan telah melakukan kunjungan wisata mancangera dalam dua tahun terakhir atau yang merencanakan liburan mancanegara dalam dua tahun mendatang.

Country Manager Visa Indonesia, Ellyana Fuad mengatakan secara gastronomik (yang berhubungan dengan keahlian memasak dan makanan enak) bahwa Indonesia memilki banyak hal yang ditawarkan bagi para wisatawan mancangera.
"Hal ini yang membuat wisatawan dimanjakan dan sulit menolak untuk datang kembali ke Indonesia," kata dia saat menyampaikan hasil survei minat kunjungan di Asia Pasifik 2010, Rabu 19 Oktober 2010.
Elly menambahkan, keragaman dan berbagai pilihan bersantap yang ditawarkan di Indonesia tidak diragukan lagi menjadi salah satu atribut terbaik yang unik dari negeri ini.

Rata-rata, responden berencana menghabiskan biaya lebih dari US$1.500 untuk biaya liburan mereka. Bahkan, para wisatawan bersedia membayar lebih untuk makanan lezat (78 persen), tempat wisata yang eksotis (66 persen), dan kesempatan untuk menikmati budaya baru (66 persen).

Alasan utama lain bagi wisatawan asing kembali ke Indonesia dalam dua tahun mendatang antara lain sebesar 58 persen yaitu karena belanja yang menyenangkan. Ketiga, yaitu biaya yang terjangkau sebesar 58 persen. Keempat, pemandangan alam yang indah sebesar 53 persen. Kelima, aksesibilitas dengan pesawat, bus, kereta api atau mobil sebesar 49 persen.

Hasil survei tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi organisasi pariwisata nasional dan internasional, pembuat kebijakan, operator dan bisnis pariwisata di Asia Pasifik dalam menarik lebih banyak kunjungan wisata ke kawasan ini, khususnya Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar