Senin, 30 Mei 2011

Mata Uang Asia Bergerak Tak Menentu di Tengah Munculnya Ancaman Perang Valuta

Mata Uang Asia Bergerak Tak Menentu di Tengah Munculnya Ancaman Perang Valuta

PDF Cetak Email
Singapura, (Analisa)
Won dan dolar Singapura naik setelah Menkeu Timothy Geithner mendesak anggota G-20 untuk menghindari perang mata uang, tapi tidak ada reaksi berarti pada valuta lain.
Geithner meminta para menteri keuangan G-20 untuk menahan diri dari kebijakan moneter yang ditujukan untuk meraih keuntungan daya saing.
Sejumlah proposal AS yang pernah diajukan untuk mengkoreksi ketimpangan global selalu menghadapi resistensi kuat dalam pertemuan-pertemuan terdahulu.
Won reli setelah Geithner mendesak negara-negara G-20 agar tidak memperlemah atau menahan laju apresiasi mata uang yang undervalued.
Pernyataan itu mendorong investor melakukan short dolar.
"Pelaku pasar memang mencari alasan untuk melakukan short. Komentar petinggi AS itu mengakibatkan permainan short dan dan penjualan dolar untuk stop loss," kata bankir lokal.
Rupiah sedikit tertekan di tengah dimulainya pertemuan G-20 di Seoul hari ini.
Pada awal perdagangan, rupiah dibuka 8.931 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) siap berkoordinasi dengan negara lain untuk menghindari perang mata uang (currency war) secara global.
Pada pukul 10.00 WIB, rupiah diperdagangkan pada level 8.935.
Selain itu, Bank Indonesia juga menunggu hasil keputusan Rapat Pasar Terbuka Fed yang akan berlangsung awal November mendatang untuk menetapkan kebijakan lebih lanjut.
Pada tengah hari, rupiah tercatat 8.934.
Sepanjang sore, rupiah diperdagangkan pada kisaran 8.932-8.934.
IHSG menguat tipis 9,74 poin (0,27%) ke level 3.597,75.
Rupiah ditutup 8.935 per dolar AS Jumat, turun dari 8.928 Kamis.
Kurs terakhir berbagai mata uang Asia terhadap dolar AS, tercatat sebagai berikut:
Dolar Singapura: 1,2984 per dolar AS, naik dari 1,3020
Dolar Taiwan: 30,770, naik dari 30,869
Won Korea : 1.126,85, naik dari 1.129,60
Baht Thailand: 29,87, turun dari 29,83
Peso Pilipina: 43,28, turun dari 43,22
Rupee India: 44,49, turun dari 44,34
Ringgit Malaysia :3,1060, turun dari 3,1045
Yuan China : 6,6563, turun dari 6,6504
Di Tokio, dolar turun setelah setelah Menkeu AS Tim Geithner menyatakan mata uang utama dunia secara umum masih dalam posisi wajar.
Greenback sempat menguat hingga 81,84, namun kemudian tertahan oleh aksi jual yang dilakukan perbankan Asia dan Eropa, serta eksportir Jepang.
Pedagang mengatakan bahwa pergerakan dolar/yen selama beberapa waktu terakhir bergerak pada kisaran sempit sehingga dijauhi oleh spekulan jangka pendek yang lebih senang dengan pasangan mata uang aktif seperti dolar/euro.
Saat ini banyak terdapat order jual stop loss pada kisaran 80,80 dan 80,50 yen, namun ada juga tawaran beli dari institusi Jepang pada level di bawah 81 yen.
Indeks Nikkei ditutup 50,23 (0,54%) lebih tinggi ke level 9.426,71.
 Dolar AS terakhir tercatat 81,10 yen, turun dari dari 81,34.
Di London, dolar bertahan di tengah investor yang ragu menambah posisi jual dolar di balik ketidakpastian hasil pertemuan para menteri keuangan G-20.
AS menyerukan kepada negara-negara di dunia agar tidak menggunakan mata uang untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Sementara usul AS untuk menggunakan penahan numerik pada neraca berjalan mendapat tantangan keras dari Jerman, Jepang dan negara-negara sedang berkembang.
Dalam suratnya kepada para pemimpin keuangan G-20, Menkeu AS Timothy Geithner menyerukan kepada negara-negara dengan mata uang undervalued dan cadangan devisa solid untuk membiarkan mata uangnya menguat sesuai dengan fundamental.
Kurs dolar AS terhadap valuta-valuta utama lainnya dapat dicatat sebagai berikut:
Yen Jepang: 81,17, turun dari 81,34
Franc Swiss: 0,9713, meningkat dari 0,9674
Dolar Kanada: 1,0256, menurun dari 1,0264
Sterling terhadap dolar AS: 1,5694, berkurang dari 1,5706
Euro terhadap dolar AS: 1,3928, naik dari 1,3920.
HARGA EMAS
Di Comex New York, harga naik pada pembukaan Jumat.
Kontrak Desember diperdagangkan pada level $1.328,10 per ounce, naik $2,50 dari sebelumnya.
Harga spot pada jam 13.05 GMT (20.05 WIB) tercatat $1.326,20 per ounce, naik $0,50 dari sebelumnya.
Di London, emas merosot ke titik terendah dalam dua minggu terakhir seiring bertahannya dolar AS,
Banyak pelaku pasar menunggu di tengah ketidakpastian apakah pertemuan G-20 akan mampu menghasilkan langkah konkrit untuk menyelesaikan ketimpangan valuta dunia.
Menurut analis, emas bukan hanya tertekan karena faktor dolar,tapi juga profit-taking.
"Aliran hot money yang masuk ke pasar sangat deras dalam beberapa pekan terakhir sehingga tidak heran jika terjadi aksi ambil untung," kata Eugen Weinberg dari Commerzbank.
Pedagang menunggu perkembangan dari hasil pertemuan G-20 di Seoul, Korsel, walau diperkirakan tidak akan ada tindakan nyata yang signifikan dari pertemuan itu.
Pada siang hari, harga emas tercatat $1.320,19 per ounce, turun dari $1.343,50 pada penutupan sebelumnya.
Harga perak tercatat $23,06 per ounce, turun 15 sen dari sebelumnya.
Di Asia, emas membaik pada hari Jumat di tengah aksi bargain hunting yang dlakukan para pemilik toko emas setelah logam mulia ini jatuh 1,5% pada sesi sebelumnya.
Spot di Jepang terakhir tercatat $1.327,09 per ounce, naik $3,49 dari penutupan sebelumnya di New York.
Namun logam mulia ini agaknya akan mengakhiri perdagangan pekan ini dengan mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Juli seiring dengan penguatan dolar menjelang pertemuan para menteri keuangan G-20.
"Saya perkirakan emas tidak akan mencatat rekor baru pekan depan tapi bergerak dengan kecenderungan menurun," kata Ong Yi Ling dari PhillipFutures di Singapura.
"Pertemuan G-20 sangat berpengaruh pada dolar dan saat ini korelasi terbalik antara emas dan dolar masih sangat kuat," katanay menambahkan.
Di Tokio, kontrak benchmark Desember 2010 untuk sesi sore tercatat 3.469,00 yen per gram, turun 38 yen dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar